Masjid Al-Rifa’i, Masjid Bersejarah yang Elok dan Indah |
Wisata Muslim Mesir – Ingin menikmati masjid bersejarah di Mesir yang terkenal dengan keelokan dan keindahannya? Sahabat wisata muslim dapat berkunjung ke Masjid Al-Rifa’i.
Ya, Mesir memang menyimpan ribuan masjid bersejarah yang masih terjaga keasliannya hingga detik ini. Tak heran jika negeri ini dijuluki dengan negeri seribu menara. Salah satu masjid bersejarah yang terkenal akan keelokan dan keindahannya adalah Masjid Al-Rifa’i. Lokasi masjid ini terletak persis di samping Masjid Sultan Hasan. Dua masjid megah ini berada di satu komplek yang dikelilingi oleh pagar hitam.
Asal-usul Masjid Al-Rifa’i
Dulu, sebelum masjid didirikan di atas lokasi saat ini, tempat itu terkenal dengan sebutan Zawiyah Al-Rifa’i (Pojok Rifa’i) yang dinisbahkan kepada Syekh Ali Abi Syabbak, salah satu keturunan marga Al- Rifa’i. Pada akhirnya masjid ini terkenal dengan sebutan Masjid Al-Rifa’i. Sumber lain menyebutkan bahwa nama masjid ini dinisbahkan kepada Ahmad ‘Izzuddin Ash Shayyad Al-Rifa’i, yang merupakan salah satu keturunan Al Imam Ahmad Al-Rifa’i yang lahir di Irak. Beliau kemudian hijrah ke Mesir dan mempersunting seorang gadis keturunan Sultan Shalahuddin Al Ayyubi.
Masjid Agung yang dihiasi dengan ribuan ornament ini dibangun oleh Sayyidah Khusyar Hanim, ibu Khedives Ismail, untuk dijadikan sebagai masjid agung dan tempat persemayaman terakhir bagi dia dan keluarganya. Ternyata apa yang ia inginkan pun terjadi. Setelah wafatnya, jenazahnya di kebumikan di dalam masjid tersebut pada tahun 1885 M. Demikian pula keluarganya, baik laki-laki maupun perempuan, banyak dimakamkan di masjid tersebut.
Lantai di sekitar makam Syeh Iran dipasang marmer indah yang harganya per meternya konon sebesar 1 Milyar Dollar Amerika. Sayyidah Khusyar Hanim, ibu Khedives Ismail, memberikan amanah kepada seorang arsitek bangunan bernama Husain Fahmi Pasha – wakil Dewan Perwakafan tahun 1286 H/1869 M dan arsitek ternama se-Mesir ketika itu – untuk membuat desain masjid. Namun, pekerjaan terhenti karena arsitek masjid tersebut meninggal pada tahun 1303 H/1885 M.
Setelah sembilan tahun berlalu, anak Sayyidah Khusyar Hanim, Ismail, menyusulnya. Beliau pun dikebumikan di sebelah makam ibunya. Akhirnya pekerjaan pun terbengkalai selama seperempat abad sampai kekuasaan berada di tangan Khedive Abbas Helmi II yang memerintahkan seorang arsitek dari Austria bernama Max Herz, untuk menyempurnakan bangunan masjid.
Interior Masjid Al-Rifa’i
Pada tahun tahun 1330 H/1912 M, Masjid al-Rifa’i dibuka secara resmi dengan menunaikan shalat Jum’at untuk pertama kalinya. Karakteristik masjid pada tahap awal penyempurnaan meniru keagungan dan ketinggian Madrasah Sulthan Hasan yang terletak persis di sampingnya sehingga tidak terlihat lebih rendah dan kecil di hadapannya. Sang arsitek pun membangun pintu masuk utamanya dengan ukuran yang sangat tinggi, ditopang dengan tiang yang terbuat dari batu pualam dengan nuansa kearabannya. Tangga-tangganya dibuat dari batu pualam asli. Pintu utamanya ditutupi kubah dengan hiasan ornamen-ornamen yang dipoles dengan warna emas.
Dari dalam, masjid ini berbentuk persegi panjang. Luasnya sekitar 6.500 meter persegi. Luas tersebut dibagi menjadi dua bagian, yaitu bagian seluas 1.767 m dirancang untuk sholat dan sisanya untuk tempat persemayaman. Bagian utama masjid yang dikhususkan untuk shalat ditopang dengan empat tiang super besar yang dilapisi aneka ragam batu marmer. Antara satu tiang dengan lainnya terhubung dengan lengkungan indah yang berhiaskan ukiran zukhrufah. Apabila sahabat wisata muslim berkunjung dan melihat suasana rumah Allah ini langsung, niscaya akan tercengang dan kagum akan keindahan serta keagungan bangunan peninggalan sejarah ini.
Mihrab masjid terletak di tengah dinding sebelah timur. Mihrab tersebut dihiasi dengan batu pualam beraneka warna dan ditopang empat pilar, yaitu dua pilar berwarna hitam dan dua pilar berwarna putih. Di samping mihrab terdapat mimbar dari kayu ebony. Dihadapan mihrab terdapat dikkah muballigh, sebuah tempat yang dahulunya digunakan untuk mengumandangkan adzan, iqamah, dan mubaligh imam. Tempat ini terbuat dari batu marmer putih dengan ditopang oleh beberapa pilar. Di sampingnya terdapat kursi mushaf yang terukir di atasnya tanggal pembuatan, yaitu tahun 1328 H/1911 M.
Dinding-dinding Masjid al-Rifa’i dihiasi oleh ukiran batu marmer yang indah. Sementara di langit-langit atap tergantung lentera-lentera yang terbuat dari tembaga arab dan kaca sehingga membuat pemandangan masjid menjadi terang.
Di sebelah barat Masjid al-ifa’i terdapat lima pintu, yaitu tiga pintu tembus ke makam dan dua pintu tembus ke dua tempat terbuka antara makam. Di belakang mihrab terdapat pula sebuah ruangan kecil yang mempunyai anak tangga untuk mengantarkan kita ke bagian atas masjid. Masjid ini merupakan peninggalan Islam pertama kali yang menggunakan beton di dalam pembangunannya.
Aktivitas di Masjid Al-Rifa’i
Masjid Al-Rifa’i merupakan salah satu obyek wisata yang menarik perhatian turis mancanegara. Selain sebagai tempat pelaksanaan shalat lima waktu dan shalat Jum’at, masjid ini juga menjadi tempat berziarah ke makam Syekh Rifa’i. Setelah shalat Jum’at, di masjid ini juga diselenggarakan dzikir berjama’ah yang dipimpin seorang imam.
Nah, sahabat wisata muslim, demikian deskripsi singkat Masjid Al-Rifa’i, Masjid Bersejarah yang Elok dan Indah. Ingin berkunjung ke Masjid Al-Rifa’i atau obyek wisata menarik Mesir lainnya? Ikuti paket wisata muslim mesir atau umrah plus Mesir yang diselenggarakan oleh Cheria Tour & Travel. Dengan paket wisata muslim Cheria Tour & Travel, perjalanan wisata menjadi lebih tenang dan menyenangkan. Selamat berwisata !
Ya, Mesir memang menyimpan ribuan masjid bersejarah yang masih terjaga keasliannya hingga detik ini. Tak heran jika negeri ini dijuluki dengan negeri seribu menara. Salah satu masjid bersejarah yang terkenal akan keelokan dan keindahannya adalah Masjid Al-Rifa’i. Lokasi masjid ini terletak persis di samping Masjid Sultan Hasan. Dua masjid megah ini berada di satu komplek yang dikelilingi oleh pagar hitam.
Asal-usul Masjid Al-Rifa’i
Dulu, sebelum masjid didirikan di atas lokasi saat ini, tempat itu terkenal dengan sebutan Zawiyah Al-Rifa’i (Pojok Rifa’i) yang dinisbahkan kepada Syekh Ali Abi Syabbak, salah satu keturunan marga Al- Rifa’i. Pada akhirnya masjid ini terkenal dengan sebutan Masjid Al-Rifa’i. Sumber lain menyebutkan bahwa nama masjid ini dinisbahkan kepada Ahmad ‘Izzuddin Ash Shayyad Al-Rifa’i, yang merupakan salah satu keturunan Al Imam Ahmad Al-Rifa’i yang lahir di Irak. Beliau kemudian hijrah ke Mesir dan mempersunting seorang gadis keturunan Sultan Shalahuddin Al Ayyubi.
Masjid Agung yang dihiasi dengan ribuan ornament ini dibangun oleh Sayyidah Khusyar Hanim, ibu Khedives Ismail, untuk dijadikan sebagai masjid agung dan tempat persemayaman terakhir bagi dia dan keluarganya. Ternyata apa yang ia inginkan pun terjadi. Setelah wafatnya, jenazahnya di kebumikan di dalam masjid tersebut pada tahun 1885 M. Demikian pula keluarganya, baik laki-laki maupun perempuan, banyak dimakamkan di masjid tersebut.
Lantai di sekitar makam Syeh Iran dipasang marmer indah yang harganya per meternya konon sebesar 1 Milyar Dollar Amerika. Sayyidah Khusyar Hanim, ibu Khedives Ismail, memberikan amanah kepada seorang arsitek bangunan bernama Husain Fahmi Pasha – wakil Dewan Perwakafan tahun 1286 H/1869 M dan arsitek ternama se-Mesir ketika itu – untuk membuat desain masjid. Namun, pekerjaan terhenti karena arsitek masjid tersebut meninggal pada tahun 1303 H/1885 M.
Setelah sembilan tahun berlalu, anak Sayyidah Khusyar Hanim, Ismail, menyusulnya. Beliau pun dikebumikan di sebelah makam ibunya. Akhirnya pekerjaan pun terbengkalai selama seperempat abad sampai kekuasaan berada di tangan Khedive Abbas Helmi II yang memerintahkan seorang arsitek dari Austria bernama Max Herz, untuk menyempurnakan bangunan masjid.
Interior Masjid Al-Rifa’i
Pada tahun tahun 1330 H/1912 M, Masjid al-Rifa’i dibuka secara resmi dengan menunaikan shalat Jum’at untuk pertama kalinya. Karakteristik masjid pada tahap awal penyempurnaan meniru keagungan dan ketinggian Madrasah Sulthan Hasan yang terletak persis di sampingnya sehingga tidak terlihat lebih rendah dan kecil di hadapannya. Sang arsitek pun membangun pintu masuk utamanya dengan ukuran yang sangat tinggi, ditopang dengan tiang yang terbuat dari batu pualam dengan nuansa kearabannya. Tangga-tangganya dibuat dari batu pualam asli. Pintu utamanya ditutupi kubah dengan hiasan ornamen-ornamen yang dipoles dengan warna emas.
Dari dalam, masjid ini berbentuk persegi panjang. Luasnya sekitar 6.500 meter persegi. Luas tersebut dibagi menjadi dua bagian, yaitu bagian seluas 1.767 m dirancang untuk sholat dan sisanya untuk tempat persemayaman. Bagian utama masjid yang dikhususkan untuk shalat ditopang dengan empat tiang super besar yang dilapisi aneka ragam batu marmer. Antara satu tiang dengan lainnya terhubung dengan lengkungan indah yang berhiaskan ukiran zukhrufah. Apabila sahabat wisata muslim berkunjung dan melihat suasana rumah Allah ini langsung, niscaya akan tercengang dan kagum akan keindahan serta keagungan bangunan peninggalan sejarah ini.
Mihrab masjid terletak di tengah dinding sebelah timur. Mihrab tersebut dihiasi dengan batu pualam beraneka warna dan ditopang empat pilar, yaitu dua pilar berwarna hitam dan dua pilar berwarna putih. Di samping mihrab terdapat mimbar dari kayu ebony. Dihadapan mihrab terdapat dikkah muballigh, sebuah tempat yang dahulunya digunakan untuk mengumandangkan adzan, iqamah, dan mubaligh imam. Tempat ini terbuat dari batu marmer putih dengan ditopang oleh beberapa pilar. Di sampingnya terdapat kursi mushaf yang terukir di atasnya tanggal pembuatan, yaitu tahun 1328 H/1911 M.
Dinding-dinding Masjid al-Rifa’i dihiasi oleh ukiran batu marmer yang indah. Sementara di langit-langit atap tergantung lentera-lentera yang terbuat dari tembaga arab dan kaca sehingga membuat pemandangan masjid menjadi terang.
Di sebelah barat Masjid al-ifa’i terdapat lima pintu, yaitu tiga pintu tembus ke makam dan dua pintu tembus ke dua tempat terbuka antara makam. Di belakang mihrab terdapat pula sebuah ruangan kecil yang mempunyai anak tangga untuk mengantarkan kita ke bagian atas masjid. Masjid ini merupakan peninggalan Islam pertama kali yang menggunakan beton di dalam pembangunannya.
Aktivitas di Masjid Al-Rifa’i
Masjid Al-Rifa’i merupakan salah satu obyek wisata yang menarik perhatian turis mancanegara. Selain sebagai tempat pelaksanaan shalat lima waktu dan shalat Jum’at, masjid ini juga menjadi tempat berziarah ke makam Syekh Rifa’i. Setelah shalat Jum’at, di masjid ini juga diselenggarakan dzikir berjama’ah yang dipimpin seorang imam.
Nah, sahabat wisata muslim, demikian deskripsi singkat Masjid Al-Rifa’i, Masjid Bersejarah yang Elok dan Indah. Ingin berkunjung ke Masjid Al-Rifa’i atau obyek wisata menarik Mesir lainnya? Ikuti paket wisata muslim mesir atau umrah plus Mesir yang diselenggarakan oleh Cheria Tour & Travel. Dengan paket wisata muslim Cheria Tour & Travel, perjalanan wisata menjadi lebih tenang dan menyenangkan. Selamat berwisata !
No comments:
Post a Comment